Pagi hari yang cerah dan Mentari
datang menyinari bumi,aku terbangun dan melihat sebuah jam yang menunjukan
pukul 00.08.
“Oh tidak aku terlambat lagi”
Aku sudah 3 hari terlambat datang ke
sekolah,karena aku memang sangat sulit untuk bangun di pagi hari,tanpa basa
basi aku segera mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah dan aku pun berangkat
ke sekolah dengan berjalan kaki karena jarak rumahku dengan sekolah tidak
terlalu jauh.
“Aku pasti akan dihukum”
Seketika perjalanan ku terhenti
melihat amat banyaknya mobil polisi dan tank disepanjang pinggir jalan.
“Ada apa ini?” kata ku kebinggungan.
“Ah sudahlah aku sudah terlambat” Aku
pun berlari menuju ke sekolah.
Dan akhirnya aku sampai di depan
gerbang sekolah,tetapi malangnya aku gerbang sekolah sudah terkunci menggunakan
sebuah gembok.
“Pak tolong pak buka gerbangnya”
“Kenapa kamu terlambat datang ke
sekolah” balas satpam.
“Kesiangan pak tolong pak buka
gerbangnya,pleaseee” ucapku memohon.
“iya sudah cepat masuk” akhirnya
satpam itu pun membuka gerbang.
“Terima kasih banyak pak” aku pun
berlari menuju ke arah kelas.
Aku pun memasuki ke ruangan kelas
tetapi yang kubinggungkan kenapa didalam kelas begitu sepi hanya ada sekitar 13
orang saja dan tidak ada guru yang mengajar di dalam kelas,biasanya selalu
ada,tetapi itu adalah hal yang baik jika tidak mungkin aku sudah dihukum..
“Hai Fauzan?Hai Farrel?” sapaku
“Hai irgi” sapa Fauzan dan Farrel
bersamaan.
“Kenapa kelas ini begitu sepi?” kataku
kebinggungan.
“Mungkin mereka semua sakit” Balas
Fauzan.
“Sakit bersamaan?sungguh hal yang
aneh”
“Kau lihat berita di tv pagi
tadi??bahwa ada sebuah virus baru yang sungguh berbahaya” ucap Farrel.
“Oh iya aku melihat berita itu,yang
aku tahu virus itu dapat menjangkiti manusia” balas Fauzan.
“Virus???Virus apa???” kata ku kebinggungan.
“Aku tidak tahu itu virus apa?Yang aku
tahu virus itu sangat berbahaya” balas Farrel.
“Ya itu hanya sebuah berita,oh iya
ngomong ngomong si Aziz mana?” Kata ku.
“Dia izin tidak masuk sekolah karena
sakit” Balas Farrel.
“Sebaiknya kita menjenguk dia” Kata
Fauzan.
“Oke pulang sekolah kita akan
menjenguk dia” Kata ku.
Aku pun duduk di tempat ku,menunggu
guru datang ke dalam kelas ku,tapi aku terheran saat mendengar suara teriakan
dari jauh.
“Zan kau dengar itu?” Kata ku.
“Ya aku mendengar suara teriakan”
Balas Fauzan.
“Aku ingin tahu suara itu berasal dari
mana?”
Saat aku ingin pergi keluar kelas
untuk mencari asal suaran teriakan itu,datang lah seorang guru pandangannya
kosong dengan mulut yang berlumuran darah,dan berjalan dengan menyeret kakinya.
“Ugh ugh ugh” suara batuk dari guru
tersebut.
Guru itu pun jatuh ke lantai,Aku pun
segera menghampirinya.
“Pak pak bapak tidak apa apa??” kata
ku panik.
“Arghhh” hanya suara erangan yang
keluar dari mulut guru tersebut.
Tiba tiba guru itu menatap ku dengan
pandangan yang menyeramkan,seketika aku gemetar dan takut.
“Arghhhhhhhhhhhhhhhhh” Guru itu pun
menerjang ku dengan kuat tapi aku berhasil menahannya.
“Lepaskan aku,tolonggggg!!!” Aku
berteriak histeris.
Aku tidak bisa melepaskan diri,guru
itu mencoba mengigitku,tetapi aku menahannya dengan mendorong kepalanya,sementara
yang lain berlarian keluar kelas tanpa menghiraukan ku
“Pletakkk”
Ternyata Fauzan menolongku dengan
memukul guru tersebut menggunakan kursi,hingga kursi tersebut patah menjadi
beberapa bagian.
Farrel mengambil patahan tersebut dan
memukul guru tersebut hingga aku terlepas.
“Terima kasih kawan” ucapku berterima
kasih.
“Arghhhhhhhhh” dia terbangun dan
segera berlari ingin menerjang Fauzan.
“Pletakkkk” jatuh dengan
pukulan yang keras.
Ternyata ada salah satu guru yang memukul
guru yang ingin mengigitku tadi menggunakan pemukul baseball.
“Kalian cepat pergi dari sini” kata
guru tersebut dan langsung lari meninggalkan kami bertiga.
“Zan,Rel? Kita harus cepat pergi dari
sini” kata ku panik.
“Sebenarnya apa yang terjadi?” kata
Fauzan dengan wajah kebinggungan.
“Nanti saja kita bicarakan
lagi,sekarang kita harus pergi dari sini” Balas Farrel.
Kami pun berlari keluar kelas dan kami
terkejut melihat kepanikan yang terjadi di sekolah ini,seluruh orang
berlarian,dan banyak sekali orang yang sedang digigit dan dimakan oleh orang
seperti guru yang tadi ingin menerjangku dan mengigitku.
“Apa yang terjadi disini??” kata ku
panik.
“Cepatttt kita harus pergi dari sini”
Fauzan dan Farrel berlari
meninggalkanku
“Heyy tunggu aku” Aku berteriak kepada mereka
agar menunggu aku
“Arghhhhhhh”
“Oh tidak suara apa itu”
Aku pun menoleh kebelakang dan
ternyata itu adalah guru yang tadi ingin mengigitku.
“Oh tidakk” aku pun berlari sekuat
tenaga mengejar Fauzan dan Farrel.
Aku berlari dengan sekuat tenaga dan
dibelakang ku ada seorang guru yang mengejarku dengan mulut terbuka.
“Irgiiii,cepat masuk kesini” Farrel
berteriak kepadaku dari jauh.
Aku berlari dengan sangat kencang
menghampiri mereka.
“Cepat” kata Fauzan.
Aku pun masuk ke dalam ruangan
tersebut.
“Jedar...jedar...jedar...” suara
dobrakan pintu.
“Tahan pintunya”
Aku pun mengambil meja untuk menahan
dobrakan itu.
“Sial...mereka itu..apa??” kata Fauzan
dengan nafas terengah engah.
“Mungkin mereka itu zombie” balas
Farrel.
“Hah?zombie?apa kau tidak salah?” kata
ku dengan wajah kebinggungan.
“Iya kau lihat semua orang itu mirip
zombie seperti yang ada di film film,berpandangan kosong dan sangat suka
mengigit manusia”
“Iya baiklah itu zombie,tetapi
sekarang bagaimana?apakah kita harus diam disini saja?”